Pada 2014, naskah rancangan qanun (raqan) tentang Hukum Jinayat kembali di dorong ke DPRAceh (DPRA) oleh pemerintah Aceh. Setelah dilalukan pembahasan, DPRA mengesahkannya pada 27 September 2014. Efektif nya Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat berlaku pada 28 September 2015.
Namun sebelum diberlakukan qanun tersebut maka untuk tiga jarimah pertama (khamar, maisir, dan khalwat) yang telah disahkan melalui qanun tersendiri sejak 2003, akan tetap dijalankan. Karena pada Pasal 74 Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat disebutkan bahwa Qanun tentang Khamar, Maisir, dan Khalwat akan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi pada saat qanun jinayah ini mulai berlaku, yaitu setahun setelah diundangkan. Dalam naskah terakhir berdasarkan hasil paripurna tersebut seluruh paket qanun jinayah yang telah berlaku di kompilasi dan diperkuat dalam satu qanun. Sehingga tindak pidana yang diatur menjadi semakin luas demikian pula ancaman pidananya, termasuk perluasan subyek pelaku
Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) mengingatkan agar Kementerian Dalam Negeri segera mengeluarkan hasil pengkajian (executive review) atas Qanun tersebut. Berdasarkan pemberitaan di media, pada akhir 2014 Kementrian Dalam Negeri sebetulnya telah berjanji untuk melakukan review. ICJR dalam hal ini menagih dan telah mengirimkan surat resmi tanggal 3 Februari 2015 kepada Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri RI) yang meminta agar Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri RI) segera mengeluarkan hasil pengkajian ulang (review) terhadap Qanun Aceh tersebut dan segera mempublikasikan hasil pengkaijan ulang (review) kepada masyarakat/ Publik.
Delik | Pasal | Pasal Tindak Pidana | Ancaman Cambuk | |
|
Khamar (Minuman Keras) | Pasal 15 | Minum Khamar | 40 kali |
Pasal 16 ayat (1) | Memproduksi Khamar | 60 kali | ||
Pasal 16 ayat (2) | Membeli, membawa, menghadiahkan Khamar | 20 kali | ||
Pasal 17 | Dengan mengikutsertakan anak-anak | 80 kali | ||
|
Maisir (Perjudian) | Pasal 18 | Nilai taruhan paling banyak 2 gram emas murni | 12 kali |
Pasal 19 | Nilai taruhan lebih dari 2 gram emas murni | 30 kali | ||
Pasal 20 | Menyelenggarakan, menyediakan fasilitas, atau membiayai jarimah. | 45 kali | ||
Pasal 21 | Dengan mengikutsertakan anak-anak | 45 kali | ||
Pasal 22 | Percobaan Maisir | ½ dari Uqubat yang diancam | ||
|
Khalwat (Mesum) | Pasal 23 ayat (1) | Melakukan Khalwat | 10 kali |
Pasal 23 ayat (2) | Menyelenggarakan, menyediakan fasilitas, atau mempromosikan khalwat | 15 kali | ||
|
Ikhtilath (Mesum) | Pasal 25 ayat (1) | Melakukan Ikhtilath | 30 kali |
Pasal 25 ayat (2) | Menyelenggarakan, menyediakan fasilitas, atau mempromosikan Ikhtilath | 45 kali | ||
Pasal 26 | Dilakukan kepada anak berumur diatas 10 tahun | 45 kali | ||
Pasal 27 | Berbuat Ikhtilath dengan orang yang berhubungan Mahram dengannya | 30 kali + Uqubat Ta’zir | ||
Pasal 30 ayat (1) | Menuduh orang lain melakukan Ikhtilath tetapi tidak mampu membuktikan | 30 kali | ||
Pasal 30 ayat (2) | Mengulangi Ikhtilath | 45 kali | ||
|
Zina | Pasal 33 ayat (1) | Melakukan Zina | 100 kali |
Pasal 33 ayat (2) | Mengulaingi Zina | 100 kali | ||
Pasal 33 ayat (3) | Menyediakan atau mempromosikan | 100 kali | ||
Pasal 34 | Dilakukan kepada anak | 100 kali & dapat ditambah 100 kali | ||
Pasal 35 | Berbuat zina dengan orang yang berhubungan Mahram dengannya | 100 kali | ||
|
Pelecehan Seksual | Pasal 46 | Melakukan Pelecehan Seksual | 45 kali |
Pasal 47 | Dilakukan terhadap anak | 90 kali | ||
|
Pemerkosaan | Pasal 48 | Melakukan Pemerkosaan | Maks. 175 kali |
Pasal 49 | Berbuat pemerkosaan dengan orang yang berhubungan Mahram dengannya | Maks. 200 kali | ||
Pasal 50 | Dilakukan terhadap anak | Maks. 200 kali | ||
|
Qadzaf (menuduh orang berbuat zina) | Pasal 57 ayat (1) | Melakukan Qadzaf | 80 kali |
Pasal 57 ayat (2) | Mengulangi perbuatan Qadzaf | 80 kali | ||
|
Liwath (homoseksual) | Pasal 63 ayat (1) | Melakukan Liwath | 100 kali |
Pasal 63 ayat (2) | Mengulangi perbuatan Liwath | 100 kali | ||
Pasal 63 ayat (3) | Dilakukan terhadap anak | 100 kali & dapat ditambah 100 kali | ||
|
Musahaqah (Lesbi) | Pasal 64 ayat (1) | Melakukan Musahaqah | 100 kali |
Pasal 64 ayat (2) | Mengulangi perbuatan Musahaqah | 100 kali | ||
Dilakukan terhadap anak | 100 kali & dapat ditambah 100 kali |
ICJR memandang beberapa pasal terkait qanun tersebut memiliki masalah besar terutama dalam masalah pidana cambuk (corporal punishment).Paling tidak ada 10 tindak pidana utama (jarimah) yang diatur dalam qanun ini (pasal 3) yang mencakup 46 jenis tindak pidana dimana hampir semuanya memberikan ancaman pidana cambuk bagi pelakunya (lihat tabel). Ancaman hukuman cambuk yang eksesif dalam qanun ini melanggar ketentuan undang-undang diatasnya yang berlaku di Indonesia yakni KUHP terutama dalam Pasal 1 KUHP. Disamping itu, sebagai salah satu Negara pihak dalam Konvensi Anti Penyiksaan dan Kovenan Internasional Hak Sipil dan Politik, Indonesia harus menyelaraskan ketentuan hukum, utamanya hukum pidana nasional dan hukum pidana yang diberlakukan di daerah tertentu dengan ketentuan hukum internasional yang telah diratifikasi oleh Indonesia. Oleh karena itu ICJR menganggap bahwa Qanun ini harus masuk dalam objek eksekutif review yang menjadi kewenangan Menteri Dalam Negeri.